Baru-baru ini telah diumumkan sebuah produk berupa “pil pintar” yang mampu mendeteksi kebutuhan obat dari seorang pasien.Dunia medis kali ini membuat sebuah terobosan yang bisa dibilang cukup luar biasa. Walau kedengarannya akan semakin kompleks dan menjadi tergantung dengan keberadaan gadget. Pil tersebut cukup ditelan ke dalam tubuh dan kemudian ia akan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan mengenai kondisi pasien.
Informasi ini kemudian akan dikirim melalui gelombang radio dan ditangkap oleh reveiver yang diletakkan di lengan pasien. Data-data ini kemudian diolah dan ditampilkan melalui mobile gadget atau smartphone, seperti iPhone.Dengan demikian, dokter akan bisa mengetahui secara persis bagaimana kondisi pasien, perawatan apa yang telah diterima pasien, bagaimana reaksi obat di dalam tubuh dan berapa tepatnya dosis yang diperlukan berikutnya beserta waktu yang tepat untuk meminumnya.
Bahkan disebutkan, dengan user interface yang juga mudah dipelajari bagi orang awam, pasien kini bisa merawat diri mereka sendiri dengan meminum dosis obat yang tepat.
Dosis dan waktu minum yang tepat, akan sangat membantu kesembuhan seorang pasien. Apalagi jika si pasien harus meminum beberapa pil berbeda dalam sehari dengan waktu yang berbeda-beda pula.
Dengan sistem ini, perangkat mobile tersebut yang akan memberitahu obat mana yang harus diminum beserta dengan dosisnya.
Sistem ini telah siap untuk dijual secara bebas, yang terdiri dari pil berisi transmitter dan sebuah receiver yang berbentuk seperti plester, yang bisa direkatkan di lengan beserta aplikasinya untuk smartphone.
Proteus Biomedical, penyedia sistem ini yang berbasis di US telah menandatangani kesepakatan untuk menyediakan sistem ini di Inggris dalam waktu dekat.
Namun untuk tahap pertama, model perawatan dengan sistem ini akan ditawarkan secara ekslusif dengan biaya keanggotaan 50 Poundsterling (700 ribu rupiah) per bulannya.
Namun beberapa kritikan miring masih dilontarkan untuk produk ini, dimana beberapa orang merasa privasinya terancam. Menurut mereka, dengan sistem seperti ini maka seseorang bisa saja mencuri data-data kesehatan orang lain.
Belum lagi kemungkinan “efek samping” yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan pemancar mini tersebut di dalam tubuh.
Namun pembuatnya meyakinkan bahwa produk mereka sangat aman. Transmitternya hanya sebesar satu butir beras yang dibuat dari unsur-unsur makanan.
Transmitter tersebut akan bereaksi dengan cairan lambung yang membuatnya memiliki daya untuk mengirim gelombang sinyal digital. Sinyal digital ini yang kemudian ditangkap oleh receiver di lengan.
Nah, ada yang ingin mencoba?
sumber
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar untuk membangun blog kecil ini. terimakasih